FKUB Gelar Workshop Mitigasi Bencana

SUMEDANG – IBER.ONLINE. Mitigasi Bencana, Sebagai upaya pencegahan dan persiapan menghadapi bencana di Kabupaten Sumedang, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabuoaten Sumedang menggelar Workshop Mitigasi Tanggap Darurat Bencana dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang  dibuka langsung Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir di Aula Kantor Kemenag Sumedang Jawa Barat, Sabtu (10/9)

Ketua Panitia Pelaksana Workshop H. Budiana M.Pd., melaporkan, workshop diikuti 120 orang perwakilan dari berbagai organisasi lintas agama dan Ormas Islam dengan narasumber Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno dan Kepala Kesbangpol Kabupaten Sumedang Asep Tatang Sujana.

Banner Iklan bjb

“Kami mengajak semua pihak yang tergabung dalam FKUB agar bisa mengikuti kegiatan hingga usai. Mengingat sejumlah pemateri atau narasumber yang kompeten dihadirkan guna memberikan keilmuannya terkait P3K hingga mitigasi bencana,” terangnya

Dikatakan olehnya, Kabupaten Sumedang merupakan daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi terjadinya bencana alam seperti, longsor, banjir bandang, gempa bumi, dan lainnya.

“Untuk itu, semua pihak dinilai mempunyai tanggungjawab yang sama terhadap tanggap darurat bencana termasuk FKUB,” ujarnya.

Budiana berharap, setelah kegiatan itu, para peserta dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Bupati Dony Ahmad Munir saat membuka kegiatan mengatakan, berdasarkan Klasifikasi Kelas Risiko bencana Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2021, Kabupaten Sumedang merupa daerah yang memiliki nilai indeks Risiko Sedang dengan skor 124,39.

“BPBD Kabupaten Sumedang telah mencatat sebanyak 87 kejadian bencana selama periode Januari-Juni 2022. Diantaranya 47 kejadian tanah longsor, 16 Banjir Bandang, 10 kejadian pohon tumbang, 7 kejadian Pergerakan Tanah, 5 kejadian Banjir,  1 kejadian Putting Beliung, 1 musibah Rumah Rusak akibat hujan deras,” jelasnya.

Bupati juga mengapresiasi peran FKUB Kabupaten Sumedang yang bertekad menyiapkan relawan bencana agar bisa ikut serta dalam penanggulan kebencanaan di Sumedang.

“Saya juga berharap FKUB hadir di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari solusi apabila terjadi bencana di Sumedang,” tandasnya.

Bupati menginginkan kegiatan tersebut sebagai bentuk konsolidasi di semua lini dan menjadi bukti bahwa negara hadir di tengah tengah-tengah masyarakat dalam penanggulangan bencana.

“Mari kita bersama-sama turut berupaya semaksimal mungkin untuk tetap melaksanakan koordinasi dan sinergitas dalam penanganan pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana secara berkala,” jelasnya.

Selaras dengan Bupati,  Ketua FKUB Sumedang, Dr. H. Syamsul Falah mengatakan, FKUB harus menjadi bagian dalam sejarah yang memiliki peran penting sebagai unsur yang terus memupuk kerukunan, perdamaian, keamanan, dan kenyamanan.

“FKUB harus menjadi umat manusia yang terus memelihara kondusivitas, meskipun terdapat perbedaan agama, golongan, suku, ras, komunitas dan lainnya,” tuturnya. 

Syamsul berharap, kiprah FKUB tak sekedar menjaga kerukunan umat beragama, namun juga dapat memberikan solusi dalam mitigasi bencana.

“Tentu saja, FKUB terus memupuk kebersamaan, kekeluargaan dan gotong royong dengan semua agama yang ada. Dan kegiatan ini salah satunya,” ucap Syamsul.

Menurutnya, sikap toleransi dan saling menghargai di Sumedang dengan lintas agama manapun dinilai sangat baik. 

“FKUB Sumedang terus mengoptimalkan Bingkai NKRI sehingga sampai saat ini tidak pernah ada konflik keagamaan yang terjadi. Kami berharap Sumedang tetap aman, nyaman, tentram dan kondusif,” katanya.