Guru PAI Diimbau Laksanakan dan Patuhi PPKM Darurat

SUMEDANG – Kepala seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumedang H. Rahmat Hidayat, S. Ag, M.Si menghimbau dan mengajak seluruh guru pendidikan agama islama (PAI) pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupten Sumedang untuk ikut mendukung dan melaksanakan proses pemerintah dalam pelaksanaan PPKM darurat untuk wilayah pulau Jawa dan Bali yaitu dengan cara mematuhi 5 M.

“Yang pertama memakai masker yang kedua mencuci tangan, Tiga menjaga jarak, Empat menjauhi kerumunan dan yang kelima mengurangi mobilitas.” Tuturnya Kamis (8’7/2021) melalui pesan WhatsApp.

Banner Iklan bjb

Lebih jauh ia mengatakan supaya meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi Covid-19 salah satunya yakni lewat olahraga rutin sesuai takaran.

Di samping olahraga, menjaga asupan gizi seimbang, halal, tidur yang cukup, dan mengendalikan stres.

Setiap aspek tersebut penting untuk menunjang kesehatan, terlebih di masa merebaknya virus corona atau covid-19.

“Kami juga menghimbau supaya berolahraga yang cukup dan memakan makan yang bergizi dan halal.” Jelasnya.

Ia juga berharap dan menghimbau untuk sementara waktu tidak melaksanakan shalat berjamaah dimasjid.

“Terakhir mengajak seluruh masyarakat untuk sementara waktu untuk tidak shalat berjamaah di masjid, shalat Jum’at dan shalat idul adha.” Pungkasnya.

Berikut ketentuan dalam edaran Menteri Agama No SE 17 tahun 2021 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Salat Iduladha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun 1442 H/2021 M di Wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat:

  1. Peniadaan Peribadatan di Tempat Ibadah
    Pada saat pemberlakuan PPKM Darurat, peribadatan di tempat ibadah (masjid, musalla, gereja, pura, wihara dan klenteng, serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah) yang dikelola masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan, ditiadakan sementara dan kegiatan peribadatan dilakukan di rumah masing-masing;
  2. Malam Takbiran dan Salat Hari Raya Iduladha
    Penyelenggaraan Malam Takbiran di masjid/musalla, takbir keliling, baik dengan arak-arakan berjalan kaki maupun dengan arak-arakan kendaraan, dan Salat Hari Raya Iduladha 1442 H/2021 M di masjid/mushola yang dikelola masyarakat, instansi pemerintah, perusahaan atau tempat umum lainnya, ditiadakan di seluruh kabupaten/kota dengan level asesmen 3 dan 4 yang diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat (daftar kabupaten/kota terlampir);
  3. Pelaksanaan Kurban
    Pelaksanaan kurban wajib memenuhi ketentuan:
    a. Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan sesuai syariat Islam, termasuk kriteria hewan yang disembelih;
    b. Penyembelihan hewan kurban berlangsung dalam waktu tiga hari, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah untuk menghindari kerumunan di lokasi pelaksanaan kurban;
    c. Pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Ruminasia (RPH-R);
    d. Dalam hal keterbatasan jumlah dan kapasitas RPH-R, pemotongan hewan kurban dapat dilakukan di luar RPH-R dengan ketentuan:
    1) Penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), meliputi:
    a) Melaksanakan pemotongan hewan kurban di area yang luas sehingga memungkinkan diterapkannya jaga jarak fisik;
    b) Penyelenggara melarang kehadiran pihak-pihak selain petugas pemotongan hewan kurban;
    c) Menerapkan jaga jarak fisik antarpetugas pada saat melakukan pemotongan, pengulitan, pencacahan, dan pengemasan daging;
    d) Pendistribusian daging hewan kurban dilakukan oleh petugas kepada ke tempat tinggal warga yang berhak;
    e) Petugas yang mendistribusikan daging kurban wajib mengenakan masker rangkap dan sarung tangan untuk meminimalkan kontak fisik dengan penerima.

2) Penerapan protokol kesehatan dan kebersihan petugas dan pihak yang berkurban:
a) Pemeriksaan kesehatan awal yaitu melakukan pengukuran suhu tubuh petugas dan pihak yang berkurban di setiap pintu/jalur masuk tempat penyembelihan dengan alat pengukur suhu tubuh (thermogun);
b) Petugas yang menangani penyembelihan, pengulitan, pencacahan daging, tulang, serta jeroan harus dibedakan;
c) Setiap petugas yang melakukan penyembelihan, pengulitan, pencacahan, pengemasan, dan pendistribusian daging hewan harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan selama di area penyembelihan;
d) Penyelenggara hendaklah selalu mengedukasi para petugas agar tidak menyentuh mata, hidung, mulut, dan telinga, serta sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer;
e) Petugas menghindari berjabat tangan atau kontak langsung, serta memperhatikan etika batuk/bersin/meludah;
f) Petugas yang berada di area penyembelihan harus segera membersihkan diri (mandi) sebelum bertemu anggota keluarga.

3) Penerapan kebersihan alat:
a) Melakukan pembersihan dan disinfeksi seluruh peralatan sebelum dan sesudah digunakan, serta membersihkan area dan peralatan setelah seluruh prosesi penyembelihan selesai dilaksanakan;
b) Menerapkan sistem satu orang satu alat. Jika pada kondisi tertentu seorang petugas harus menggunakan alat lain, maka harus dilakukan disinfeksi sebelum digunakan.