IBER.ONLINE – Penyakit TB (Tuberkulosis) Setua peradaban manusia, dengan bukti ditemukan penyakit TB pada Kerangka tengkorak prasejarah (8000 SM) di Jerman, Kerangka tengkorak di Mesir (2500-1000 SM), Mumi Inca (anak usia 8 tahun) yang hidup sekitar 700 SM dan Catatan kuno China (Pen Tsao) dan Hindu.
Hal tersebut dikatakan Dr. dr. Arto Yuwono Soeroto, ketua tim TB RSUP Dr. Hasan Sadikin saat memberikan materi pada pelatihan editor media se DKI – Jabar beberapa waktu lalu yang dilaksanakan oleh Yayasan Pesona Jakarta (YPJ) bersama Stop TB Partnership Indonesia (STPI) di Bandung.
Menurut dr. Arto, Tuberkulosis (TB) merupakan Penyakit menular langsung, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, bukan penyakit keturunan atau kutukan juga bukan karena guna-guna. TB dapat menyerang siapa saja, akan tetapi TB bisa disembuhkan.
“Sebagian besar menyerang paru-paru, dapat menyerang semua bagian tubuh, TB dapat mengenai semua organ tubuh mulai dari TB Paru, TB Tulang dan TB Kulit”. Ujarnya.
Gejala Penyakit TB
Sedangkan Gejala TB pada orang dewasa kata dr. Arta yaitu batuk berdahak maupun tidak berdahak, demam meriang (demam tidak terlalu tinggi), berkeringat tanpa sebab terutama pada sore dan malam hari dan gejala lainnya, seperti batuk berdahak dapat bercampur darah, nyeri dada, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.
“Penularan TB melalui udara, sumber penularan adalah percikan dahak penderita. dipengaruhi oleh jumlah kuman, lama kontak dan daya tahan tubuh”. Tambah Kepala Departemen, KSM Ilmu Penyakit Dalam FKUP RS Hasan Sadikin.
Kata dr. Arta, pada penderita HIV/AIDS, Kencing manis, Usila, Gizi Buruk dan Anak lebih rentan terkena TBC, dan kuman bertahan diruang gelap dan lembab sampai beberapa bulan.
“Jumlah kuman yang keluar saat bicara sekitar 0-210, ketika batuk sebanyak 0-3.500, dan kalau bersin sekitar 4.500-1 juta”. Jelasnya.
Masih kata dr. Arta yang juga Ketua Subkomite Kredensial Komite Medik RSUP Hasan Sadikin menjelaskan, untuk Pemeriksaan TB melalui pemeriksaan rontgen, pemeriksaan dahak dengan mikroskop, biakan TCM, test tuberculin pada anak.
Tatalaksana Pengobatan Penyakit TB
Sedangkan tatalaksana TB adalah dengan cara Pengobatan, Pengawas minum obat (PMO) dan Pemantauan pengobatan.
“Pengobatan TBC sensitif obat selama 6-8 bulan yaitu Tahap awal 4 jenis obat dan diminum setiap hari, selama 2-3 bulan. Isoniasida (INH), Rifampicin (R), Pirazinamide (P), Ethambutol (E). Dan tahap lanjutan ada 2 jenis obat dan diminum 3 kali perminggu, selama 4-5 bulan yaitu Isoniasida (INH) dan Rifampicin (R)”. Terangnya.
Untuk pengawas minum obat, dr. Arta menjelasnkan adalah seseorang yang secara sukarela mendampingi pasien TBC menelan obat.
“Tugasnya memastikan pasien menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien TBC untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping obat, merujuk ke Sarana Pelayanan Kesehatan dan Memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien atau orang yang tinggal serumah”. Ucapnya.
Pemantauan kemajuan pengobatan untuk TBC dewasa kata dr. Arta, yaitu pemeriksaan dahak mikroskopis, Pada bulan ke dua (untuk pengobatan kategori 1), Pada bulan ke tiga (untuk pengobatan kategori 2), Bulan ke lima (konfirmasi bakteriologis) dan Akhir pengobatan (konfirmasi bakteriologis)
“Sedangkan untuk TBC anak, pemeriksaan dilakukan pada perkembangan kondisi anak dan Peningkatan berat badan”. Katanya.
Ditanya terkait TBC resistan obat (TB-RO), dr. Arta menjelaskan, yaitu kondisi kuman M. Tuberculosis sudah kebal terhadap obat anti tuberkulosis (OAT).
“Ini disebabkan oleh penatalaksanaan yang tidak tepat, misalnya kualitas obat rendah, Putus minum obat, Pengobatan tidak standard (dosis, jangka waktu, jenis obat), membutuhkan pengobatan 9-24 bulan. Dan segera konsultasi dengan petugas kesehatan”. Jelasnya.
Pencegahan Penyakit TB
Untuk Pencegahan Penularan TBC kata lulusan S3 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini mengatakan dengan cara minum obat teratur sampai sembuh, tidak membuang dahak disembarang tempat, menutup mulut saat bersin atau batuk dan Perilaku Hidup Bersih dan sehat seperti Menjemur peralatan tidur, Ventilasi kamar, makanan bergizi, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.
“Jika sedang menderita batuk sebaiknya menggunakan masker. Tutup mulut dan hidung saat batuk dengan tisue, sapu tangan atau lengan bagian dalam, dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun”. Pungkasnya.